Keprihatinan Uni Eropa terhadap keputusan warga Inggris
untuk keluar dari blok 28 negara itu tidak hanya menyoal sisi politik, namun
juga mencakup berbagai sektor, baik ekonomi, perdagangan dan investasi.
Berikut sejumlah risiko dan manfaat ekonomi utama bagi 27 negara lainnya yang masih berada di Uni Eropa.
Berikut sejumlah risiko dan manfaat ekonomi utama bagi 27 negara lainnya yang masih berada di Uni Eropa.
Anggaran/Ekonomi
Negara anggota Uni Eropa lain harus mengisi setidaknya setengah sejumlah kekurangan dari hilangnya kontribusi dana Inggris kepada Uni Eropa. Total kontribusi Inggris untuk anggaran Uni Eropa untuk tahun 2016 adalah 19,4 miliar euro, termasuk pemotongan tarif dan pajak impor. Inggris menerima sekitar 7 miliar euro dari subsidi regional dan pertanian.
Negara anggota Uni Eropa lain harus mengisi setidaknya setengah sejumlah kekurangan dari hilangnya kontribusi dana Inggris kepada Uni Eropa. Total kontribusi Inggris untuk anggaran Uni Eropa untuk tahun 2016 adalah 19,4 miliar euro, termasuk pemotongan tarif dan pajak impor. Inggris menerima sekitar 7 miliar euro dari subsidi regional dan pertanian.
Jerman, negara anggota Uni Eropa terbesar, akan mau tak mau
harus menyediakan uang tunai ekstra untuk menutupi celah ini. Institut Jerman,
Ifo, memperkirakan dana yang diperlukan mencapai 2,5 miliar euro.
UniCredit menyatakan akan terdapat sejumlah kekurangan di zona euro namun akan dapat teratasi. Sektor perdagangan, keuangan dan faktor ketidakpastian diperkirakan akan menyebabkan kondisi keuangan yang lebih sulit dan penundaan investasi. Uni Eropa akan menurunkan perkiraan produk domestik bruto (PDB) sebesar 0,5-1,0 persen dari saat ini yang sebesar 1,6 persen.
UniCredit menyatakan akan terdapat sejumlah kekurangan di zona euro namun akan dapat teratasi. Sektor perdagangan, keuangan dan faktor ketidakpastian diperkirakan akan menyebabkan kondisi keuangan yang lebih sulit dan penundaan investasi. Uni Eropa akan menurunkan perkiraan produk domestik bruto (PDB) sebesar 0,5-1,0 persen dari saat ini yang sebesar 1,6 persen.
Perdagangan
Negara-negara anggota Uni Eropa mengalami surplus neraca perdagangan sekitar 100 miliar euro dalam perdagangan dengan Inggris. Sementara nilai ekspor Inggris lebih besar 20 miliar euro ketimbang nilai impornya. Kondisi serupa juga berlaku di bidang jasa keuangannya.
Banyak ekonom memperkirakan Brexit akan setidaknya, untuk sementara, mengurangi pertumbuhan Inggris. Faktor ketidakpastian juga akan memengaruhi permintaan domestik dan melemahkan mata uang pound sterling. Ini akan berimplikasi terhadap kinerja ekspor Uni Eropa ke Inggris, yang nilainya mencapai sekitar 2,6 persen dari total PDB Uni Eropa pada 2014.
Diperkirakan terjadi "kejutan dari sisi
permintaan" di Inggris yang terkait dengan kemungkinan tarif impor baru.
Pegiat gerakan Brexit menilai Uni Eropa akan ingin membentuk kesepakatan perdagangan bebas dengan Inggris, meskipun Inggris keluar dari blok itu.
Satu-satunya ekspor bidang jasa Uni Eropa yang tak akan berpengaruh adalah sektor wisata ke Inggris.
Pegiat gerakan Brexit menilai Uni Eropa akan ingin membentuk kesepakatan perdagangan bebas dengan Inggris, meskipun Inggris keluar dari blok itu.
Satu-satunya ekspor bidang jasa Uni Eropa yang tak akan berpengaruh adalah sektor wisata ke Inggris.
Investasi
Inggris merupakan destinasi penanaman modal asing Uni Eropa yang terbesar, menurut data daro UNCTAD, dengan rata-rata mencapai US$56 miliar per tahun pada periode 2010-2014. Negara EU lainnya hanya memiliki jumlah penanaman modal kurang dari jumlah ini.
Sekitar 72 persen investor dalam kajian EY di tahun 2015 menyatakan bahwa akses memasuki pasar tunggal Uni Eropa merupakan faktor utama penanaman modal mereka di Inggris. Diperkirakan, para investor akan mencari akses dari negara lain jika Inggris tidak dapat menyediakan pintu masuk ke pasar tunggal Uni Eropa.
Imigrasi
Warga imigran atau ekspatriat akan menjadi kubu yang paling menderita jika Inggris keluar dari Uni Eropa. Berbagai kebijakan soal imigran di Inggris akan mengalami perubahan drastis.
Jumlah imigran di Inggris tahun 2015 mencapai 333 ribu orang, selalu naik 100 ribu setiap tahunnya sejak 1998.
Usai referendum yang memenangkan "keluar" dari UE, para ekspatriat Eropa di Inggris terancam dideportasi. Menurut laporan CNN, warga Eropa di Inggris mengaku resah.
Brexit juga akan mengancam 1,2 juta pekerja imigran di Inggris yang datang dari negara-negara Eropa Timur. Menurut data Reuters, pada 2014 sebanyak 853 ribu pekerja imigran Inggris berasal dari Polandia, 175 ribu dari Romanua dan 155 ribu dari Lithuania.
Negara Eropa dengan ekonomi besar lainnya, Jerman, juga diperkirakan akan kedatangan lebih banyak imigran Uni Eropa dengan keluarnya Inggris.
Inggris merupakan destinasi penanaman modal asing Uni Eropa yang terbesar, menurut data daro UNCTAD, dengan rata-rata mencapai US$56 miliar per tahun pada periode 2010-2014. Negara EU lainnya hanya memiliki jumlah penanaman modal kurang dari jumlah ini.
Sekitar 72 persen investor dalam kajian EY di tahun 2015 menyatakan bahwa akses memasuki pasar tunggal Uni Eropa merupakan faktor utama penanaman modal mereka di Inggris. Diperkirakan, para investor akan mencari akses dari negara lain jika Inggris tidak dapat menyediakan pintu masuk ke pasar tunggal Uni Eropa.
Imigrasi
Warga imigran atau ekspatriat akan menjadi kubu yang paling menderita jika Inggris keluar dari Uni Eropa. Berbagai kebijakan soal imigran di Inggris akan mengalami perubahan drastis.
Jumlah imigran di Inggris tahun 2015 mencapai 333 ribu orang, selalu naik 100 ribu setiap tahunnya sejak 1998.
Usai referendum yang memenangkan "keluar" dari UE, para ekspatriat Eropa di Inggris terancam dideportasi. Menurut laporan CNN, warga Eropa di Inggris mengaku resah.
Brexit juga akan mengancam 1,2 juta pekerja imigran di Inggris yang datang dari negara-negara Eropa Timur. Menurut data Reuters, pada 2014 sebanyak 853 ribu pekerja imigran Inggris berasal dari Polandia, 175 ribu dari Romanua dan 155 ribu dari Lithuania.
Negara Eropa dengan ekonomi besar lainnya, Jerman, juga diperkirakan akan kedatangan lebih banyak imigran Uni Eropa dengan keluarnya Inggris.